Gerbang itu Membuka Perpisahan

Gerbang di sana telah terbuka sekarang. Dibalik gerbang itu hamparan laut membentang. Ada panggilan untuk meluaskan langkah. Samar-samar terdengar panggilan itu lembut kadang juga menakutkan, seperti hempasan gelombang perpindahan musim. 

Dari sini terhitung tinggal dua anak tangga lagi untuk memasuki gerbang tersebut. Gerbang yang ketika dilewati akan memperlihatkan dunia berbeda. Apakah harus menanggalkan idealis atau melacurkan ideology? Namun pilihan itu tidak menarik. Dibalik gerbang ada sambutan “selamat datang direalitas hidup sebenarnya”. Dan itu yang menarik.

Dibalik gerbang itu juga ada banyak sekali pilihan mengenai hidup. Pilihan yang harus dipikirkan secara matang-matang. Sebuah pilihan yang kamu sendiri akan menentukan seperti apa dirimu nantinya. Yang dengan pilihan itu barangkali kamu akan merangkak saat menjalaninya atau mujur atas kuasa-Nya.

Meski demikian hidup adalah kelucuan-kelucuan menjengkelkan. Kadang humornya asik. Kadang juga humornya garing. Kadang juga kelucuannya mencengangkan. Jika beruntung kamu bisa menangisi semua kelucuan hidup yang asik ataupun yang tidak asik itu.

Lepas dari semuanya, hidup bagi saya sendiri adalah petualangan. Melakukan perjalanan. Mendapatkan teman. Dan mendapatkan pengalaman yang aneh-aneh, lalu memahami hal yang aneh sebagai sesuatu yang lumrah. Atau dari sendiri menjadi berkeluarga. Cieee…

Ya, dua anak tangga lagi semuanya akan berakhir. Dan waktu yang terus bergerak maju akan memburamkan cerita-cerita lalu. Mungkin akan dimulai dengan samar-samar mengingat siapa, kapan, dan di mana. Lalu memunculkan lagi kebingungan “sepertinya saya mengingatmu”. Sepertinya memang begitu. Dan akan bagitu akhirnya.

Dan, suara itu semakin jelas terdengar. Ia memanggil dan terus memanggil. Kadang, saat saya duduk di pantai sendirian, suara itu seperti sebuah kapal. Meminta saya untuk segera melaut bersamanya. Meninggalkan segala yang akan usang dan menjengkelkan dari kota ini. Semisal tempat, waktu, dan sebuah nama yang pastinya akan usang. Lebih kejam lagi akan lapuk dari ingatan.

Olehnya, beberapa nama telah tertulis dalam buku saku. Nama yang akan terus tertulis dalam buku maupun kepala serta cerita yang ada di dalamnya. Nama dan cerita dari sebuah taman baca paling hijau di kota ini.

Tinggal dua anak tangga lagi. Satu tangan ini akan melambai dari atas kapal seraya mengucapkan “Sampai Jumpa Kembali”.


No comments for "Gerbang itu Membuka Perpisahan"