Sebuah Obrolan Kematian Kala Sore

Gambar orang mengobrol gambar anak gambar mama
Akhir-akhir ini, obrolan saya dengan mama saya tentang kematian jadi pembahasan yang cukup intens. Bahkan karena keseringan membahas kematian dengan segala bentuk dan lekukannya, tak jarang kita berdua membicarakannya sambil tertawa-tawa. Bagi saya, manusia normal akan mati karena tiga sebab, kalo gak mati sebab stroke, yah matinya karena jantung. Kalo pun bukan karena jantung, yah karena diabetes dan penyakit komplikasi. Dan entah mengapa, mama saya pun mengaminkannya. Artinya, potensi mati karena sakit bagi manusia normal itu semacam keniscayaan. Tentu, di luar mati sebab kecelakaan dan wabah tentunya.

Lewat gambaran inilah, saya dan mama saya kemudian membuat skenario masa depan tentang bagaimana kematian itu terjadi. Setidaknya, obrolan kematian yang kita sudah tahu potensinya di mana, membuat kita berdua agak tenang. Dengan nada agak guyon, saya bilang, kalo kematian orang kaya dan orang miskin itu bisa dilihat dari penyakit apa yang menggerogotinya.

Pertama, penyakit orang miskin.

Seperti yang sudah kita duga sebelumnya dan sering terjadi di lingkup lingkungan kita, orang-orang yang mati sebab komplikasi adalah orang-orang yang standar hidupnya ada di level menengah ke bawah. Entah mengapa, masalah penyakit komplikasi ini menjadi momok yang selalu datang untuk "menyambut" orang miskin di rumah sakit. Bila kita mau diajak berpikir sejenak, mungkin saja, pola hidup kurang sehat pada kelas menengah kebawah ini, menghantarkan akumulasi penyakit yang tiba-tiba muncul dalam waktu bersamaan di saat sakaratul maut datang.

Kedua, penyakit orang menengah.

Kelas menengah ngehek, selalu punya masalah dengan mulut mereka. Apa yang dikonsumsi, jadi penyakit yang siap menjangkiti mereka. Sakit semacam Stroke adalah yang paling akrab. Pola makan mereka semacam berminyak, pedas dan wabil khusus asam serta makanan dengan kadar garam yang tinggi jadi makanan yang sering dikonsumsi-- yang kemudian punya potensi jadi penyakit yang membunuh kelas menengah ngehek ini diam-diam. Ibarat malaikat maut, stroke, seolah mengintai mereka. Dan saat mereka lengah, potensi stroke yang telah ada di dalam diri mereka langsung datang dan membunuh, menyumbat laju darah, membuat pembuluh darah pecah tiba-tiba.

Penyakit yang ketiga. Adalah penyakit, kelas atas.

Jenis penyakit ini, sudah kita duga sebelumnya. Adalah jantung. Dia (dalam hal ini jantung) merupakan jenis penyakit nomor satu yang paling ditakuti hampir semua orang. Namun, penyakit lebih banyak dan betah dengan orang kaya. Bagi penyakit ini, membikin seorang kaya mati mendadak seperti sebuah kejutan. Tiba-tiba mati karena harga saham anjlok, perusahaan yang didirikan bertahan-tahun dan bikin kaya- tiba-tiba bangkrut, atau terkena jantung karena anak durhaka (Untuk hal ini bisa ambil contoh di sinetron ala-ala Indosiar, di mana si bapak mati jantung karena kelakuan anak).

Dari tiga penyakit dan level kelas sosial yang sudah dipaparkan di atas, setidaknya kita (Saya, kamu dan mereka di luar sana) bisa meraba-raba masa depan kematian kita akan seperti apa. Saya juga sadar bahwa ketakutan paling getir dalam hidup kita adalah menyangkut kematian. Dalam hitungan normal, penyakit-penyakit inilah yang punya potensi besar untuk menggerogoti diri kita dengan perlahan atau barangkali dengan tiba-tiba. Tentu terlepas dari tiga jenis ajal di luar faktor x (Kecelakaan, wabah dan konflik).

Sekarang, kamu sudah ada di level sosial yang mana? Penyakit apa yang kira-kira di masa depan akan menyergapmu, ingat "Penyakit Membunuhmu!"

Penulis : La Songko
kalian juga bisa berkunjung di blognya bastorydolo.blogspot.com

No comments for "Sebuah Obrolan Kematian Kala Sore"