Yang Hadir di Balik Punggung Berjauhan

 

Gambar Yang hadir di balik punggung berjauhan


Perjumpaan! Setiap kita pasti selalu berjumpa dengan siapapun itu meski dalam perjumpaan kita hanya sekedar berjumpa tanpa melempar senyum. Tanpa melempar sapa. Bahkan, tanpa saling bertatap mata.


Dan di setiap perjumpaan juga, ketika perjumpaan itu kita berpapasan dengan orang yang kita kenal. Kita akan menegur. Akan bersalaman. Akan melempar senyum. Hingga tak jarang kita akan saling bertukar cakap.


Kedua versi perjumpaan di atas merupakan cerita dari perjumpaan itu sendiri. Kau tahu! Perjumpaan itu seperti sebuah mata. Ketika kau menutup mata, maka kau tidak akan melihat siapapun. Dan ketika kau membuka mata, maka kau akan melihat siapapun itu. Sederhananya, perjumpaan ketika menutup mata terjadi pada paragraf pertama. Dan perjumpaan ketika membuka mata terjadi pada paragraf kedua. Sekarang kau bisa kan memahaminya. Saya yakin kau sudah memahaminya. 


Saya ingin bercerita dikit tentang perjumpaan kedua. Sebuah perjumpaan yang sering kali terjadi dalam kehidupan kita. Perjumpaan yang menghadirkan percakapan.


Dulu, di setiap malam yang teduh. Saya seringkali berjumpa sahabat-sahabat saya. Kami berjumpa lalu bercerita hingga hari berganti. Perjumpaan kami selalu menghadirkan pembahasan yang entah. Seringkali pembahasan dalam perjumpaan kami bercerita tentang bagaimana menilai segala sesuatu yang ada disekitar. Bercerita tentang permasalahan. Bercerita tentang rencana masa depan. Dan apa yang akan dilakukan saat pagi memanggil. Bahkan, kami juga bercerita tentang masalah perasaan.


Duduk bersama lalu bercerita memang sebuah hal yang perlu. Saya tahu, setiap kita memiliki kerisauan dalam kepala pun perasaan. Namun, kadangkala kita tidak tahu mau menumpahkan kerisauan-kerisauan itu dengan cara apa? Dengan siapa? Yang membuat krisauan itu seperti monyet liar yang ingin dijinakkan dan suka berlompatan dalam kepala. Ketika ingin menjinakkan satu kerisauan, kerisauan yang lain menjadi gaduh. Isi kepala dan perasaan bukanlah perkara yang mudah dijinakkan tapi bisa ditumpahkan. Namun sekali lagi, terkadang kita tidak tahu mau menumpahkan kerisauan-kerisauan itu dengan cara apa? Dengan siapa?


Dua pertanyaan di atas selalu mengganjal isi kepala. Saya juga tahu, setiap kita punya teman tapi terkadang kita tidak yakin untuk bercerita dengannya. Apalagi di zaman sekarang ini, fenomena memacari kotak virtual lebih romantic dari pada menyambut hangat keluh kesah seorang teman.


Dilansir dari Kompasiana tentang Dampak Penggunaan HP dalam Interaksi Sosial dalam Ruang Lingkup Masyarakat Secara Umum, bahwa hp (pacar virtual) mampu mengurangi kepedulian kita terhadap social/lingkungan, menjadi orang yang malas, dan menjadi orang yang selalu mementingkan internet lebih dari segalanya.


HP (pacar virtual) memang memiliki dampak positif. Namun, dalam realita yang ada, hp lebih banyak melahirkan anak-anak negative-nya. Hal ini Anda bisa melihat perbandingannya sendiri. Tak perlu mencari yang jauh-jauh perihal anak-anak negative dari hp (pacar virtual). Anda bisa mengamatinya dari ruang lingkup sekitar Anda. 


Anda akan tahu dengan sendiri bagaimana cara kerja hp merusak moral. Menjadikan kita individual. Dan membuat kita ketergantungan untuk mengecek layar hp yang tanpa notifikasi masuk dari si doi atau tanpa notifikasi apapun, istilah untuk orang-orang seperti ini disbut sebagai Phubbing. Menurut penelitan “Phubbed and Alone” yang dilakukan oleh Meredith David dan James A. Robert dari Universitas Baylor di Waco, Texas Amerika Serikat, saat ini orang mengecek hp (pacar virtual) 150 kali sehari. Hal ini menyebabkan kita abai saat berinteraksi


Dan yang perlu kita jaga untuk kesehatan kita sekarang akibat penggunaan hp (pacar virtual) adalah kesehatan mental kita. Sebab menurut hasil penelitian American Psychological Association (APA), 86 persen orang yang terus menerus mengecek hp (pacar virtual) memiliki tingkat stress lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menghabiskan waktu lebih sedikit dengan hp. Hasil ini diperoleh berdasarkan survey yang melibatkan 3.500 orang dewasa.


Hal inilah yang membuat kita di zaman yang semakin brengsek ini bertanya-tanya, dengan cara apa kita akan menumpahkan kerisauhan kita? Dan dengan siapa? Sebab, kebanyakan orang sudah peduli. Lebih peduli. Dan sangat peduli kepada hp (pacar virtual) ketimbang kesesama.


Maka yang terjadi di balik punggung berjauhan adalah perpisahan. Kita telah berpisah dari segala macam perbincangan hangat tanpa hp (pacar virtual). Dan hal yang paling brengsek dari perpisahan ialah kerinduan. Ia diam. Dan diam-diam memelukmu. Lalu menggelisahkanmu. Maka, untuk terlepas: kita butuh pertemuan serta percakapan dan senyuman.


Semoga kita bisa terlepas dari pelukan-pelukan hp (pacar virtual) yang meninabobokan. Lalu mengembalikan keadaan menjadi seperti biasa. Berbincang hangat dan menertawakan segala drama.


Semoga kita bisa menggunakan hp dengan bijak.


Dan semoga kita baik-baik saja.


No comments for "Yang Hadir di Balik Punggung Berjauhan"